
Jalanjalanmurah.web.id — Indonesia kembali menorehkan prestasi di dunia pariwisata digital. Negara ini masuk dalam daftar lima besar negara dengan biaya hidup paling terjangkau bagi digital nomad 2025, menurut laporan terbaru Global Citizen Solutions yang dikutip dari Travel + Leisure.
Digital nomad adalah sebutan untuk pekerja jarak jauh (remote worker) yang memanfaatkan teknologi untuk bekerja dari mana saja sambil berpindah tempat. Gaya hidup ini kini semakin populer seiring meningkatnya tren kerja fleksibel pascapandemi.
India Peringkat Pertama, Indonesia di Posisi Keempat
Laporan tersebut menilai 64 negara berdasarkan beberapa faktor penting, seperti biaya hidup, akomodasi, transportasi, akses co-working space, dan kebutuhan pokok.
Hasilnya, India menempati posisi teratas berkat biaya hidup yang rendah dan konektivitas tinggi di kota besar seperti Delhi dan Mumbai. Ekuador, Malaysia, Indonesia, dan Kolombia melengkapi posisi lima besar negara paling terjangkau untuk pekerja digital.
“Fenomena nomaden digital telah berevolusi dari gaya hidup khusus menjadi penggerak ekonomi global,” kata Laura Madrid Sartoretto, peneliti utama di Unit Intelijen Global Citizen Solutions.
Masuknya Indonesia ke peringkat empat dunia bukan hal mengejutkan. Dengan biaya hidup yang relatif rendah, koneksi internet yang semakin baik, dan destinasi menarik seperti Bali, Yogyakarta, hingga Lombok, negara ini menjadi salah satu surga bagi para digital nomad.
Selain itu, program Digital Nomad Visa yang sedang digencarkan pemerintah juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan ideal bagi pekerja jarak jauh dari berbagai negara.
10 Negara Termurah untuk Digital Nomad 2025
Berikut daftar lengkap negara dengan pengeluaran paling terjangkau bagi pekerja digital tahun 2025 versi Global Citizen Solutions:
- India
- Ekuador
- Malaysia
- Indonesia
- Kolombia
- Namibia
- Afrika Selatan
- Armenia
- Mauritius
- Serbia
Sementara itu, negara-negara dengan biaya hidup tinggi seperti Islandia dan Norwegia dianggap kurang ramah bagi digital nomad.
Menurut Patricia Casaburi, CEO Global Citizen Solutions, “Dalam dua dekade terakhir, meningkatnya akses internet cepat dan normalisasi kerja jarak jauh telah mengubah konsep ini menjadi gerakan global yang berpengaruh besar pada ekonomi.”