Jalanjalanmurah.web.id – Minum kopi sembari menikmati pemandangan sawah nan hijau kini sedang menjadi tren.
Kini, tempat ngopi dengan nuansa pedesaan dan jadul pun banyak muncul di Bali. Salah satunya kedai kopi Abian Carik.
Tempat ini susah ramai dikunjungi wisatawan padahal baru sebulan lebih dibuka. Apalagi ketika sore menjelang malam.
Untuk lokasinya sendiri, kedai kopi ini ada di tengah sawah Subak Tegan, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.
Wisatawan dapat menyeruput kopi sambil menikmati hamparan sawah nan asri.
Di sekitar kedai kopi itu, ada juga kebun yang ditanami aneka sayur serta tanaman bunga.
Pengunjung harus masuk ke jalan subak sepanjang 200 meter ke dalam area persawahan, untuk menuju je lokasi.
Nantinya, kedai dengan pondokan kayu yang dipagari bambu tersebut akan terlihat dari pinggir jalan. Kemudian, pengunjung tinggal menyusuri pematang sawah untuk sampai ke lokasi.
Sebagai informasi, kedai sengaja mengusung konsep jadul yang menyatu dengan alam. Di mana bangunannya berupa pondokan kecil berbahan papan kayu yang dihiasi dengan bermacam umbi-umbian dan pisang.
Pondok tersebur dipakai pengelola untuk meletakan bahan-bahan makanan dan juga kopi. Penjaga kedai juga memakai pakaian jadul dengan pakaian seadanya serta capil atau topi khas petani di desa-desa.
Walau demikian, pengunjung antusias duduk lesehan beralaskan tikar daun pandan sambil menunggu barista meracik kopi di atas Vespa.
Bukan hanya kopi, kedai tersebut juga menjajakan aneka maknan tradisional. Dari ubi goreng pedas manis, pulung ubi, jagung rebus, hingga pisang goreng. Yang mana cocok untuk menemani kopi tubruk.
Tak hanya anak muda dari kalangan menengah di Mengwi, orang-orang yang datang ke Abian Carik juga datang dari kalangan atas yang rata-rata tinggal di Kota Denpasar.
“Di rumah nggak banyak ada kafe kopi yang benar-benar ada di alam begini,” ujar Yanti, salah satu pengunjung asal Denpasar.
Vani, pengunjung yang lain juga mengungkapkan tidak sedikit pengelola kedai kopi yang mengusung konsep jualan di tengah sawah. Pengunjung asal Yogyakarta itu mengatakan banyak kedai kopi dengan konsep serupa di luar Bali.
“Tapi dagang kopi yang jualan di Bali lebih banyaknya tampilan ala resto, mewah. Konsep ini di Bali sebetulnya lebih cocok karena alamnya mendukung,” ujar Vani.
Anak Agung Gde Agung Krisna Semara Putra, selaku pemilik kedai mengungkapkan konsep kedainya dirancang untuk para penikmat kopi yang suka ketenangan.
“Banyak yang tidak menangkap konsep ini sebelumnya. Kedai kopi di sawah memang banyak. Tapi ngopi di tengah kebun yang kebetulan lokasinya di tengah-tengah sawah itu belum banyak,” ungkapnya.
Agung mengakui kedai kopinya ramai sebab pengunjung suka menikmati kopi sembari bersantai.
Ia mengeklaim banyak pengunjung yang datang untuk dapat suasana pedesaan.
“Jadi dari menu makanan yang ada saja kami ingin orang-orang bisa nikmati jajanan jadul. Suasananya dapat, kesannya juga harus pas. Kann sudah nggak banyak yang jual camilan jadul,” tambah Agung.
Kedai kopi Abian Carik ini buka setiap hari mulai pukul 16.00 WITA.
Pengunjung yang ingin ngopi-ngopi asyik di tengah sawah sampai larut malam juga tak perlu khawatir sebab pengelola sudah menyediakan lampu penerangan.